Peduli Kelompok Marjinal Khusunya Anak dan Perempuan
Pada tahun 1990an Yayasan Kusuma Buana (YKB) melakukan penjangkauan dan pemberdayaan Wanita Pekerja Seks (WPS) untuk melindungi dari HIV dan AIDS di lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta Utara, yang saat ini wilayah tersebut sudah menjadi Islamic Center.
Strategi penjangkauan kepada 2000an WPS dilakukan melalui pendidik teman sebaya WPS, yang kemudian diorganisir menjadi kelompok Bantuan Dukungan Perkawanan dan Saling Melindungi yang disingkat dengan BANDUNGWANGI.
Sebagai mitra YKB, Kelompok BANDUNGWANGI tidak hanya menjangkau WPS dilokalisasi Kramat Tunggak saja, akan tetapi juga menjangkau wilayah lainnya seperti Rawa Malang, Rawa Bebek, Pela-pela, Kali Jodoh, Taman Viaduc (Jati Negara) bahkan Malvinas (Bekasi) dan semua Panti Pijat, Bar dan diskotik di wilayah DKI Jakarta.
Pada tahun 2000 lokalisasi Kramat Tunggak ditutup dan banyak WPS bermigrasi ke wilayah-wilayah sekitar seperti Rawa Malang, kalibaru dan wilayah lainnya di Jakarta Utara. Yayasan Kusuma Buana kemudian mendorong Kelompok BANDUNGWANGI untuk mandiri menjadi Yayasan Bandungwangi (Tahun 1999).
Namun karena kebutuhan akan pendampingan WPS di Jakarta Utara beberapa anggota BANDUNGWANGI yang bekerja di Jakarta Utara menginisiasi berdirinya Yayasan Anak dan Perempuan (YAP) pada tanggal 9 April 2005.
Profil Salah Seorang Inisiator Berdirinya YAP
Nur Aziza sebagai salah seorang inisiator berdirinya YAP
Salah seorang inisiator berdirinya YAP adalah bernama Nur Aziza. Dia pernah menjadi korban perkosaan dan tindak pidana perdagangan orang pada usia anak dan terperangkap dalam dunia prostitusi.
Setelah terlibat dalam kelompok BANDUNGWANGI, keinginannya kuat untuk speak out, membantu sesama perempuan dan anak yang mengalami nasib yang sama. Dipercaya sebagai Ketua kelompok BANDUNGWANGI (1998-1999), Ketua Pengurus Yayasan Bandungwangi 1 periode dan Ketua Pengurus YAP selama 2 periode. Saat ini sebagai Dewan Pembina YAP.
Sebagai salah satu inisiator pendiri YAP dan dedikasinya membantu sesama tak pernah surut walaupun pernah mengalami kecelakaan berat tahun 2006 yang berdampak pada penurunan daya ingatnya.
Visi Mewujudkan mimpi anak dan perempuan marjinal meraih hidup yang lebih baik.
Misi Meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak maupun perempuan dalam menghadapi berbagai permasalahan melalui peningkatan status kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Kesehatan
Meningkatkan akses kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dan permasalahannya seperti HIV AIDS dan penyakit menular seksual lainnya
Pendidikan
Meningkatkan akses pendidikan formal maupun non formal bagi kelompok marjinal dan keluarga berpenghasilan rendah mulai dari pendidikan anak usia dini hingga ke pendidikan dasar sampai menengah.
Ekonomi
Membantu akses ekonomi dengan meningkatkan keterampilan mata pencaharian yang berkelanjutan untuk kesejahteraan keluarga termasuk bantuan akses lapangan pekerjaan.
Advokasi & Jaringan
Berjejaring dengan berbagai pihak yang mempunyai kepedulian yang sama terhadap kelompok marjinal dalam upaya menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan.
Dr. Adi Sasongko, M.A.
dr. Lany Harijanti
Yeremias Wutun, S.Sos., M.Si.